Jangkrik adalah salah satu jenis serangga yang paling
sering digunakan sebagai pakan burung dan reptil. Seiring meningkatnya minat
memelihara hewan yang mengkonsumsi jangkrik, maka permintaan terhadap
tersedianya jangkrik pun meningkat.
Hal inilah yang membuka jalan dan mendorong munculnya
budidaya jangkrik yang saat ini telah berkembang pesat di berbagai penjuru
tanah air. Mudahnya perkembangbiakan ratusan spesies jangkrik di Indonesia
turut mendukung kemudahan budidaya jangkrik yang memang hidup di daerah
tropis. Seperti halnya budidaya
ikan lele sendiri
yang kabi bahas sebelumnya.
Budidaya Jangkrik Hingga Panen
Dalam pembudidayaan jangkrik untuk pakan burung maupun
laiinya ada beberapa hal penting untuk diperhatikan. Diantaranya adalah kondisi
kandang dimana kandang haruslah memiliki tingkat tingkat kelembaban yang sesuai
dan terbebas dari binatang pengganggu.
Anda harus mengontrol kelembaban tersebut, terutama ketika
musim kemarau dengan cara penyemprotan maupun menutup kandang menggunakan
karung goni yang basah. Hama atau musuh jangkrik sebenarnya banyak, seperti
kecoa, semut, laba-laba dan tikus. Di samping itu, jangkrik bisa juga menjadi
kanibal jika ketersediaan makanan tidak mencukupi. Mungkin anda juga tertari
membaca artikel tentang cara beternak semut jepang untuk
pengobatan.
Media
Budidaya Jangkrik Dari Kardus
Dalam membudidayakan jangkrik ada beberapa cara budidaya
paling mudah dan praktis yaitu dengan media budidaya berupa kardus bisa juga
pasir. Berikut detail pembatannya.
Cara Beternak Jangkrik Di Kardus
Pertama-tama anda harus mempersiapkan perlengkapan untuk
kardus sebagai media budidaya jangkrik.
Bahan-bahan:
1. Kardus Bekas
2. Kayu
3. Paku
4. Lakban Coklat
plastik
5. Lem Kayu
6. Cutter dan
Gunting
Cara Membuat:
1. Jika anda telah
membeli kardus ukuran besar maka anda bisa langsung menjadikannya kandang
jangkrik. Jika kecil anda bisa merakit dengan ukuran 50cm x 60cm x 120cm.
2. Kardus dengan
ukuran kecil bisa disambung hingga sesuai dengan ukuran diatas atau sedikit
lebih besar.
3. Beri lakban pada
bagian sudut-sudut serta bagian atas kardus agar jangkrik tidak
merayap keluar.
4. Buatlah kaki
kandang dari kayusebagai alas dan di tiap kaki di beri mangkuk yang berisi air
garam. Hal ini untuk menghindari gangguan semut dan sejenisnya.
5. Jaraj kaki dari
tanah berkisar anatar 20cm sampai 30 cm.
Perkembangbiakan:
Cara Budidaya Jangkrik (Mengawinkan Jangkrik)
Secara umum, budidaya jangkrik sangat tergantung pada
perkembangbiakan jangkrik itu sendiri, misalnya dengan perkawinan. Tempat
perkawinan jangkris sebaiknya dibuat terpisah dari tempat pembesaran atau
pertumbuhan anakan tersebut.
Kondisi kandang yang digunakan untuk mengawinkan jangkrik
sebaiknya dibuat mirip sesuai habitat jangkrik sebagaimana di alam liar.
Dinding kandang dapat diolesi dengan semen putih, tanah liat dan diberi
daun-daunan yang kering misalnya daun pisang, daun jati maupun serutan kayu.
Selain itu, jangkrik yang hendak dikawinkan mesti memiliki
kesamaan spesies. Jika induk jantan maupun betina berasal dari spesies yang
berbeda, maka perkawinan gagal. Cara mengawinkannya yaitu dengan memasukkan
induk jantan maupun betina dengan perbandingan 2:10.
Baca juga: Cara Budidaya Ikan Nila Supaya Cepat Besar
Cara
Menetaskan Telur Dalam Budidaya Jangkrik
Setelah perkawinan terjadi, yang perlu diperhatikan dalam budidaya jangkrik yaitu
menetaskan telur. Telur-telur hasil perkawinan jangkrik biasanya menetas
setelah sekitar 7-10 hari sejak hari perkawinan. Pisahkan telur-telur jangkrik
tersebut tidak lebih dari 5 hari sesudah sang induk bertelur.
Pindahkan telur-telur tersebut ke kandang penetasan yang
juga merupakan pembesaran anakan. Akan terjadi perubahan warna telur yang
tadinya bening berubah menjadi keruh. Dalam waktu 4-6 hari telur akan menetas.
Pada masa penetasan tersebut, jagalah kelembaban kandang dengan cara menggunakan
penyemprotan air maupun menutup kandang menggunakan karung goni yang basah.
Pemberian
Makan Pada Budidaya Jangkrik Harus Diperhatikan
Telur telah menetas namun bukan berarti tahapan budidaya
jangkrik telah berakhir begitu saja. Anda harus tetap memperhatikan
pemberian makan guna melanjutkan budidaya jangkrik hingga benar-benar
panen.
Setelah telur-telur tersebut menetas, sekitar umur 1-10
hari anda dapat memberi makan jangkrik dengan pakan ayam atau kita kenal dengan voor, dari beras
merah, jagung kering dan beras merah yang telah dihaluskan.
Sesudah lewat dari 10 hari, anda mulai dapat memberi makan
jagung muda dan sayur-sayuran. Selanjutnya anda dapat menambahkan singkong, ubi
atau mentimun.
Cara
Panen Yang Benar Dalam Beternak Jangkrik
Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut, kini tibalah
saatnya untuk memanen hasil dari cara budidaya jangkrik sudah anda
praktekkan. Output yang bisa anda dapatkan dari budidaya tersebut ada dua yaitu
telur jangkrik dan jangkrik dewasa.
Telur jangkrik pada umumnya memiliki harga yang lebih
mahal jika dijual jika dibandingkan dengan jangkriknya. Anda dapat menjual
telur-telur hasil ternak tersebut kepada pembudidaya jangkrik pembesaran.
Ternak
jangkrik dapat dipanen setelah berumur sekitar 30 hari sejak mulai menetasnya
telur. Itulah yang dapat kami sampaikan sehingga dapat menjadi panduan anda
dalam memulai cara budidaya jangkrik untuk pakan burung maupun lainnya.
0 komentar:
Post a Comment